Postingan

Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi Terlucu dan Terbaru

Gambar
DUA bulan yang lalu aku menulis sebuah artikel berjudul “Arti Cinta dalam kehidupan” dimuat didalam sebuah surat kabar harian terbitan Ibukota. Disitu aku mendapat begitu banyak respon mengenai opiniku, banyak yang sependapat banyak pula yang tidak sepe ndapat. Begitu banyak pro dan kontra mendoskriminasikan ketentuan tulisanku.  Contohnya Pak Ridwan, seorang Dosen disalah satu perguruan tinggi swasta dijakarta. Dia berpendapat : Bagi saya cinta itu adalah sebuah manifiesto yang statismiknya selalu berubah ubah menurut skala amplifier-nya. Dua tahun yang lalu saya bertemu dengan istri ke-2 saya, dan disaat itu saya teramat mencintainya. Bahkan saya ragu, apakah saya masih bisa hidup tanpa kehadirannya disisi saya. Lalu singkatnya kamipun menikah, dan saya menjadi orang paling bahagia sedunia.  Tapi merangkaknya waktu yang telah mengkeratkan keaslian sifatnya, membuat cinta saya padanya tertanggal kian harinya. Sampai batas substansi yang tidak mungkin saya ceritakan. Enam bula...

Puisi-Puisi Karya Taufik Ismail Terlengkap

Gambar
Kumpulan Puisi Taufik Ismail Lengkap DENGAN PUISI AKU (Taufiq ismail) Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti Dengan puisi aku bercinta Berbaur cakrawala Dengan puisi aku mengenang Keabadian Yang Akan Datang Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi aku mengutuk Napas jaman yang busuk Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kiranya Sebuah Jaket Berlumur Darah Sebuah jaket berlumur darah Kami semua telah menatapmu Telah pergi duka yang agung Dalam kepedihan bertahun-tahun. Sebuah sungai membatasi kita Di bawah terik matahari Jakarta Antara kebebasan dan penindasan Berlapis senjata dan sangkur baja Akan mundurkah kita sekarang Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’ Berikara setia kepada tirani Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?. Spanduk kumal itu, ya spanduk itu Kami semua telah menatapmu Dan di atas bangunan-bangunan Menunduk bendera setengah tiang. Pesan itu telah sampai kemana-mana Melalui kendaraan yang melintas Abang-abang b...

Puisi-Puisi Sapardi Djoko Damono Terpopuler

Gambar
AKU INGIN Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. NB : ada polemik tentang puisi ini, Silang endapat perihal dua entitas puisi yang masing masing berjudul “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono dan “Lafaz Cinta” karya Kahlil Gibran yang sangat identik dalam syair-syairnya, namun jelas sudah sekarang faktanya bahwa puisi indah ini memang karya asli Sapardi... untuk info lebih lanjut bisa di baca disini HUJAN BULAN JUNI tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu AKULAH SI TELAGA berlayar di atasnya berlayarlah ...

Puisi-Puisi Karya Amir Hamzah Terlengkap

Gambar
ASTANA RELA   Tiada bersua dalam dunia tiada mengapa hatiku sayang tiada dunia tempat selama layangkan angan meninggi awan Jangan percaya hembusan cedera berkata tiada hanya dunia tilikkan tajam mata kepala sungkumkan sujud hati sanubari Mula segala tiada ada pertengahan masa kita bersua ketika tiga bercerai ramai di waktu tertentu berpandang terang Kalau kekasihmu hasratkan dikau restu sempana memangku daku tiba masa kita berdua berkaca bahagia di air mengalir Bersama kita mematah buah sempana kerja di muka dunia bunga cerca melayu lipu hanya bahagia tersenyum harum Di situ baru kita berdua sama merasa, sama membaca tulisan cuaca rangkaian mutiara di mahkota gapura astana rela.   HARI MENUAI   Lamanya sudah tiada bertemu tiada kedengaran suatu apa tiada tempat duduk bertanya tiada teman kawan berberita Lipu aku diharu sendu samar sapur cuaca mata sesak sempit gelanggang dada senak terhentak raga kecewa Hibuk mengamuk hati tergari melolong meraung menyentak rentak membuan...